Facebook SMK Gudo

Total Tayangan Halaman

Senin, 30 April 2012

Pelajar SMKN Gudo Ciptakan Busana Dari Bulu Ayam & Sedotan


Jombang (beritajatim.com) - Kreasi cukup menarik diluncurkan oleh pelajar SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Gudo, Jombang jurusan Tata Busana. Mereka meciptakan design busana berbahan bulu ayam. Bukan hanya itu, mereka juga meciptakan busana berbahan sedotan. Seluruh karya tersebut ditampilkan dalam peragaan busana akhir tahun di lapangan sekolah setempat.
Kreasi cukup menarik diluncurkan oleh pelajar SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Gudo, Jombang jurusan Tata Busana. Mereka meciptakan design busana berbahan bulu ayam. Bukan hanya itu, mereka juga meciptakan busana berbahan sedotan. Seluruh karya tersebut ditampilkan dalam peragaan busana akhir tahun di lapangan sekolah setempat.Di atas panggung sederhana, Aisyah Dewi (17) dan Winda Anggraeni (17), berlenggak-lenggok bak peragawati. Tubuh dua pelajar itu terbalut busana tanpa lengan. Aplaus ratusan penonton di depan panggung semakin menambah semangat dua peragawati itu. Busana yang dipakai oleh pelajar tersebut panjang menjuntai. Hal itu berbeda dengan pada bagian depan yang pendek di atas lutut.
Sekilas, tidak ada yang aneh pada busana tersebut. Namun ketika diamati secara detail, maka akan terlihat sesuatu yang tak lazim. Ya, busana kreasi murid SMK Negeri Gudo itu berbahan bulu ayam. Sedangkan satunya lagi berasal dari sedotan. "Ada 32 hasil design murid-murid kelas XII, dua diantaranya berbahan bulu ayam dan sedotan. Ini merupakan hasil uji kompetensi siswa jurusan tata busana," ujar Parwoto, Kepala SMK Negeri Gudo usai acara, Sabtu (28/4/2012).
Dua busana 'aneh' itu sendiri dirancang oleh murid kelas XII. Mereka adalah Wita Setyoria, Ahmad Wijayanto, Agusnia Diaprameswari, Mei Sumarlina, Istikomah, serta Izati Nikmah. Masing-masing busana diselesaikan dalam waktu satu minggu. "Jadi dua busana itu menghabiskan waktu dua minggu," kata Ahmad Wijayanto sembari menunjukkan busana yang dimaksud.
Dia mengatakan, busana berbahan bulu ayam dan sedotan itu ia namakan baju fantasi. Yakni pakaian yang mengambil bahan dari limbah. Untuk menambah kesan eksotik, Ahmad dan kelompoknya menambahkan biji buah sirsak dan biji jagung jali pada bagian depan busana bulu ayam itu. Selain itu juga dihiasi daun sirsak yang sudah dikeringkan. "Sehingga ada kesan motif batik daun," katanya.
Sedangkan untuk busana sedotan, ia tidak menambahkan bahan alami. Sedotan aneka warna itu dianyam hingga rapat. Hanya pada bagian bawah dibiarkan terburai menyerupai hiasan renda. Tidak tanggung-tanggung, busana tersebut menghabiskan sekitar 500 buah sedotan. "Busana ini sangat cocok digunakan untuk acara pesta. Karena ini merupakan busana fantasi," tambah Izati Nikmah, pelajar lainnya.
Selain dua busana fantasi, design lainnya juga diperagkan di atas catwalk. Menariknya lagi, busana yang didominasi batik itu dibawakan oleh para guru. Praktis, puluhan guru SMK Negeri Gudo itu mendadak jadi peragawan dan peragawati. [suf/kun]
Sumber :
Pelajar SMKN Gudo Ciptakan Busana Dari Bulu Ayam & Sedotan

Guru Jadi Model, Siswa Designernya | smkngudo.sch.id


Inilah yang nampak saat di SMKN Gudo.
smkngudo.sch.id - Bagaimana jadinya jika yang menjadi peserta fashion show pelepasan siswa SMK  adalah para guru ? Tentu seru.
Meskipun agak belepotan dan kaku, para pengajar ini tampil layaknya pragawan pragawati profesional untuk menghibur wali murid dan siswa kelas dua belas usai menyelesaikan ujian nasional. Mereka menggunakan busana hasil karya siswa jurusan tata busana di sekolah tersebut. Aksi guru diatas panggung ini membuat sejumlah wali murid dan siswa terpukau saat 'model' melambaikan tangan diatas catwalk.
Sebelum aksi guru diatas panggung ini digelar, sejumlah siswa memamerkan karya fantastis siswa berupa gaun dari limbah sedotan dan bulu ayam. Meskipun berasal dari limbah gaun yang digunakan siswa ini tampak indah dan menarik.
Bapak Parwoto, Kepala SMKN Gudo mengatakan kegiatan ini memang sengaja digelar untuk memberi kesan khusus pada para siswa. Hasil ujian kompetensi siswa jurusan tata busana ini digunakan oleh guru untuk tampil diatas panggung. "Dipilihnya guru jadi peraga untuk memberikan nilai lebih hasil kreasi siswa yang bisa digunakan untuk segala umur. Termasuk guru yang rata-rata sudah tidak memiliki bodi ideal layaknya pragawan dan pragawati, "jelas Parwoto kepada wartawan, (28/04).
Menariknya lagi, sebelum tampil guru-guru inipun harus menurut dan mengikuti perintah siswa yang merias wajahnya. Mereka menjadi obyek rias siswa yang menekuni jurusan tatabusana di sekolah untuk ditampilkan di ajang tahunan di sekolah yang berada di perbatasan kota ini.
Sumber: Guru Jadi Model, Siswa Designernya | smkngudo.sch.id